Janji

[Lirik "Janji"]

[ABAH]
Tak akan lama lagi mimpi kita
'Kan menjadi nyata
Sepuluh tahun dari hari ini
Marilah berjanji

[FAJAR]
Rumah yang layak huni 'kan berdiri
Untuk mereka
Tempat untuk berlindung kehangatan

[ABAH & FAJAR]
Untuk keluarga

[ABAH, FAJAR, ABAH & FAJAR]
Kita 'kan berjanji (Kita 'kan berjanji)
Mewujudkan mimpi (Mewujudkan mimpi)
Kau lihatlah nanti semua terjadi
Dan mungkin tuk keluarga kita nantinya

[DAMAR, spoken]
Saudara saudara sekalian
Kita harus berani menagih janji pemerintah supaya terealisasi
Pertaruhannya sangat besar!

[ENSEMBLE]
Dimanakah? Dimanakah?
Keadilan untuk kita
Jangan berjanji! Jangan berjanji!
Bila tak bisa penuhi
Kemanakah?

[EMAK, spoken]
Kang Fajar! Kang Fajar!

[ENSEMBLE]
Tak ada realisasi
Tuntut semua!

[EMAK, spoken]
Kang Fajar ngapain ke sini?

[ENSEMBLE]
Dibayar dengan mati

[FAJAR, spoken]
Jangan suka ikut demo, hayuk pulang!

[EMAK, spoken]
Ih gak mau kang!

[FAJAR, spoken]
Eh, meuni keras kepala pisan sih

[EMAK, spoken]
Ini teh siapa, Kang?

[FAJAR, spoken]
Eh udah jangan sekarang, hayu pulang!

[ABAH, spoken]
Hm, saya...

[ENSEMBLE, spoken]
Hidup mahasiswa!

[ENSEMBLE, DAMAR, spoken]
Kebijakan! Kebijakan! (Beras naik! Bensin naik!)
Kebijakan omong kosong (Siapa yang peduli nasib rakyat kecil?)
Jangan gentar! Jangan gentar! (Bangun wakil rakyat!)
Sampai nanti terpenuhi (Saudara! Saudara!)
Dengan darah! Dengan darah! (Jangan menyerah! Rapatkan barisan!)
Keringat dan air mata
Kita lawan! Kita lawan!
Kita lawan sampai menang!

[EMAK, spoken]
Hati-hati! Ayo, sini-sini ikut saya
Mana yang luka?

[ABAH, spoken]
Kamu adeknya Fajar ya?
Kok kita nggak pernah ketemu ya?
Aw! Aw!

[EMAK, spoken]
Makanya jangan banyak gerah atuh

[ABAH, spoken]
Ya, abis diobatin sama cewe cantik

[EMAK, spoken]
Sekali lagi gombal saya bedah nih lukanya

[ABAH]
Setelah luka ini
Setelah nanti sembuh
Maukah satu hari nanti kita bertemu lagi?

[EMAK]
Tak usah dipikirkan
Sekarang yang penting luka ini
Sembuh dulu

[ABAH]
Tapi Neng, beneran
Ini mah saya berkata jujur
Mau gak ketemu lagi?

[DAMAR, spoken]
Kita di sini cuma bantuin pemerintah mikir
Jangan cuma abisin pajak kita doang
Kalian para wakil rakyat harusnya menepati janji
Hidup mahasiswa! Hidup mahasiswa!

[ENSEMBLE, DAMAR, spoken]
Kita lawan! Kita lawan!
Marilah lawan kembali!
Jangan lengah! Jangan lengah!
Tetap satukan formasi!
Wakil rakyat! Wakil rakyat!
Harusnya tepati janji
Bukan hanya! Bukan hanya!
Menghabiskan pajak kami
Kebijakan! Kebijakan!
Kebijakan omong kosong (Pemerintah itu dipilih dari suara rakyat)
Jangan gentar! Jangan gentar!
Sampai nanti terpenuhi (Sekarang dengerin suara kita!)

[ABAH, spoken]
Diam!
Buat eneng tim medis yang tadi ngobatin saya!
Mau nggak kita ketemu lagi?

[EMAK, spoken]
Punten, Kang!
Mau!

[ABAH]
Sudah sampai di sini, mimpi kita sudah jadi nyata
Berikan masa depan bahagia akan dijalani
Untuk kita semua selamanya, inilah saatnya
Lunaslah semuanya genapkanlah janji terpenuhi

[EMAK, spoken]
Selamat ya, Kang!

[ABAH, spoken]
Eh! Neng! Sebentar
Ini...

[EMAK, spoken]
Ini kunci apa, Kang?

[ABAH, spoken]
Kunci rumah kita, Neng

[ABAH]
Maukah bersamaku
Habiskan waktu kita?
Janjiku sehidup semati
Berbagi bahagia

[ABAH, spoken]
Gimana neng? Mau nggak?

[EMAK, spoken]
Punten kang
M-A-U!

[ABAH]
Apapun yang terjadi, hari ini, esok atau nanti
Abah 'kan selalu ada menemani setiap langkahmu
Jadilah penerang, wahai Euis, kau cahaya hati
Abah akan berjanji menjagamu sampai tua nanti

[ABAH, spoken]
Geulis pisan si Euis

[EMAK, EMAK & ABAH]
Seperti cemara, bertahan
Kokoh dan selamanya
Janji kami